Sabtu, 08 Agustus 2009

MOELJO bin PODIRAN

Mbah Podiran, ayah Moelyo adalah seorang pendatang berasal dari Desa Gadungan Pare. Tingkat ekonomi masyarakat di desa ini kurang makmur, minimal dalam pikiran Podiran. Dalam kehidupan sehari-hari masih dirasa kurang cukup terutama untuk memenuhi kehidupan keluarganya. Oleh karena itu, terbersit dalam pikirannya untuk mengembara. Akhirnya Mbah Podiran boro, atau pergi keluar daerah untuk bekerja tepatnya, Kota Surabaya.

Dalam masa-masa selanjutnya, ketika sampai di Surabaya, Mbah Podiran bertemu dengan seorang ulama' yang bernama Mbah H Oemar bin Pragoto suami dari Mbah Muntomimah binti Mbah H. Sholeh Rantanu. Ketika H Oemar melihat keuletan Podiran, lalu akhirnya beliau mengajak Podiran ke Kolak yang saat itu gong nyantri (abangan). Ketika sampai di dusun Kolak, Podiran dididik dan diajarkan tentang ilmu-ilmu agama. Sejak saat itu, Podiran menjadi santri muallafnya Mbah H Oemar. Selanjutntya, Mbah H Oemar memberi sepetak tanah untuk tempat tinggal Mbah Podiran. Tempat tinggal tersebut sekarang menjadi dalem KH Dlofir Ismail.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Podiran muda bekerja sebagai bajingan (tukang nyikar) pada salah seorang juragan telo. Karena tekad yang bulat dalam bekerja si Podiran naik pangkat diambil mantu oleh juragannya (nama juragan ini tidak ditemukan data-datanya). Podiran akhirnya menikah dengan Roettinah anak sang juragan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar